BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
MASALAH
Perangkat
elektronika merupakan suatu perangkat keras yang kompleks dimana suatu
perangkat dapat terdiri dari puluhan, bahkan ratusan komponen elektronika.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan desakan oleh kebutuhan pasar dalam
produksi perangkat elektronika, maka dikembangkan suatu perangkat elektronika
yang mengintegrasikan semua atau sebagian komponen elektronika dalam satu
perangkat, dimana perangkat ini akan menjadi sebuah perangkat yang fleksibel dan
efisien.
Di zaman modern
seperti sekarang ini, banyak lampu
hias atau tulisan berjalan dengan menggunakan lampu led ratusan. Pada Lampu flip-flop yang penulis buat masih rangkaian
sederhana, dengan mengekplorasi rangkaian yang masih sederhana ini akan menjadi
rangkaian yang lebih bagus, sebagai contoh pada rangkaian tulisan berjalan yang
biasa ada pada kantor-kantor atau di dalam masjid sekalipun sudah ada. Jadi
apabila rangkain yang masih dasar ini dieksplorasi kembali akan lebih bagus
lagi hasilnya. Pada rangkaian flip-flop akan menghasilkan nyala lampu led yang
tersusun berderet 1 baris, akan bergeser ke arah kanan dengan potensiometer
sebagai pengatur kecepatan laju pada led.
Dalam penulisan ilmiah ini rangakain flip-flop memakai
beberapa IC Analog Diantaranya IC 3130 sebagai Osilator, IC 4017 sebagai Counter (Johnsons
Counter) dan beberapa komponen-komponen elektronika
lainnya seperti Resistor, Kapasitor, Led, dan output dari rangkaian ini adalah
tampilan pada lampu led.
1.2
BATASAN
MASALAH
Dalam alat ini menggunakan IC 4017
sebagai counter, komponen tersebut tidak dapat diganti dengan tipe IC yang lain
karena berbeda pada kegunaannya. Alat ini juga menggunakan IC Op-Amp 3031 yang digunakan
untuk menghasilkan clock/detak pulsa, IC tersebut tidak bisa diganti dengan
tipe IC yang lain karena beda susunan dalam datasheet IC tersebut.
Transistor yang digunakan adalah tipe
BC475 yang tidak dapat diganti dengan transistor tipe yang lainnya, dikarenakan
beda pada datasheet transistor tersebut.
Karena luasnya ruang lingkup yang menyangkut alat yang penulis
buat. maka penulis membatasi
masalah yang akan dibahas, pada masalah yang menyangkut
pada pembuatan Lampu
flip-flop saja yang bertujuan untuk
mempermudah dalam pemahaman dan pengertian tentang masalah-masalah pada Lampu
flip-flop saja
1.3
TUJUAN PENULISAN
Makalah ini adalah berupa keterangan dari alat yang dibuat yang
merupaakan dasar dari aplikasi yang lebih bagus. Yang mana alatnya akan
berfungsi di mayarakat.
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini, antara lain sebagai berikut :
·
Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengaplikasian dari alat Lampu flip-flop.
·
Memberikan pengetahuan dasar dari komponen-komponen yang
digunakan dalam rangkaian Lampu flip-flop.
·
Memberikan pengetahuan dasar bagi penulis sebelum melakukan
presentasi proyek yang akan di laksanakan.
Makalah ini penulis buat berdasarkan proyek rangkaian Lampu flip-flop yang
telah sukses penulis buat. Disini penulis terangkain dari mulai cara pembuatan
layout hingga cara kerja rangkaian tersebut, baik secara blok diagram maupun
secara detail. Yang akan penulis bahas dalam bab III nanti, tentang analisa
rangkaian .
1.4
METODE PENULISAN
Adapun metode atau cara yang penulis lakukan untuk
memperoleh data-data di dalam penyusunan laporan ini sebagai berikut :
Penulis mengamati langsung rangkaian proyek yang telah jadi untuk
dianalisa
1.4.1.
Metode analisa, yaitu dengan menganalisa rangkaian Lampu flip-flop, hingga di peroleh gambaran awal dari prinsip
kerja dari rangkaian Lampu
flip-flop.
1.4.2.
Metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung
mengenai cara kerja Lampu
flip-flop setelah kita rangkai
menjadi alat peraga. Pengamatan yang dilakukan selama menjalani praktikum.
1.4.3.
Studi Pustaka, yaitu mengambil data dari beberapa sumber buku
dan website untuk menjadi acuan dalam penulisan. para penyusun melakukan
pengumpulan data dengan cara membaca dari buku-buku referensi dan modul bantu
praktikum Sistem Digital 1.
1.4.4.
Konsultasi, yaitu mendiskusikan dan bertanya bagaimana
cara pembuatan alat dan makalah kepada narasumber yang bersangkutan dengan
membuatan Lampu flip-flop.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PendahuluanPada bab ini penulis menjelaskan tentang Penggunaan dan Aplikasi perangkat elektronika dalam kehidupan sehari-hari dan penggunaannya dalam teknologi sekarang ini. Serta penulis juga akan menjelaskan tentang tujuan dalam pembuatan proyek yang berjudul “Lampu flip-flop”.BAB II Landasan TeoriBerisikan tentang teori dasar yang berhubungan dengan analisa rangkaian proyek, komponen-komponen dan alat yang digunakan, dan kerangka terbentuknya proyek “Lampu flip-flop “ ini.
Dalam analisa rangkaian, penulis akan menjelaskan dan menganalisa rangkaian baik secara blok maupun secara detail, sehingga dalam penggunaannya akan semakin jelas dan mudah dimengerti.
BAB IV Cara Pengoprasian Alat
Berisi tentang cara dan panduan dalam pengoprasian alat dari proyek yang akan penulis presentasikan.
BAB V Penutup
Berisi kesimpulan, rangkuman dan saran-saran dari apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
Daftar Pustaka
Berisikan sumber-sumber yang telah diambil dalam menyusun makalah ini.
Lampiran
Berisi lampiran data pengamatan dan gambar rangkaian dari atas maupun dari posisi bawah.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Teori Dasar Elektronik
Pada sebuah rangkaian Lampu flip-flop ada banyak komponen-komponen yang
diperlukan untuk mendukung sebuah lampu
flip-flop tersebut agar dapat berfungsi secara sempurna
sebagai mestinya. Komponen komponen tersebut akan penulis sebutkan dan jelaskan satu
persatu fungsi dan cara kerjanya dalam pembahasan kali ini, yaitu :
Dalam rangkaian alat yang penulis buat, penulis
menggunakan komponen elektronika yang terdiri dari dua bagian yaitu :
2.1.1.
Komponen Pasif
Komponen Pasif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan atau sumber arus tersendiri,
misalnya, Transformator, Resistor, Kapasitor, dan lain-lain. Pada makalah ini penulis akan menjelaskan fungsi
dan tujuan dari komponen-komponen elektronika yang bersangkutan dengan alat
yang penulis buat yaitu “ Lampu Flip-flop“.
2.1.1.1. Resistor
Resistor adalah sutu komponen
elektronika yang fungsinya untuk menghambat arus dan tegangan listrik.
Berdasarkan jenisnya resistor
dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
A.
Resistor tetap
Resistor tetap adalah
resistor yang memiliki hambatan tetap. Resistor memiliki batas kemampuan daya
misalnya : 1,16 watt, 1,8 watt, ¼ watt, ½
watt, dan sebagainya. Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya
maksimal sesuai dengan kemampuan dayanya.
Bentuk fisik dari resistor tetap ini terdiri
dari 2 jenis yaitu ada yang memiliki 4 buah gelang dan 5 buah gelang seperti
pada gambar diatas, tetapi untuk cara perhitungannya sama saja.
Untuk mengetahui nilai hambatan suatu
resistor dapat dilihat atau dibaca dari warna yang tertera pada bagian luar
badan resistor tersebut yang berupa gelang warna.
B.
Resistor Variabel
Resistor variabel (variable resistor atau
varistor) adalah resistor yang nilai tahanannya dapat berubah atau dapat
diubah.
·
Potensiometer
Potensiometer
merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya,
potensiometer terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari
kawat merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada generasi pertama pada
waktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube).
Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat
ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini. Pada saat ini,
potensiometer lebih banyak terbuat dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih
kecil, namun dengan resistansi yang besar.
Gambar
di atas adalah potensiometer yang terbuat
dari bahan karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer
terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan
secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah
putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara
logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan
logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan
resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh
ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan,
nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik
maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier
atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya.
Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A,
maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada
bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi
maksimal dari potensiometer.
·
Trimpot
Trimpot
adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot
tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran
yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai
resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang
tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya secara
logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah
nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan
menggunakan obeng.
·
LDR
LDR
(Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah
jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Pada
prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk
menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan
naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya
gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang
diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan
sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada
lampu taman.
2.1.1.2. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat
menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 lembar plat
metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang
umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua
ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama
muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif
tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif
tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik
yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada
konduksi pada ujung-ujung kakinya.Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan
dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad
18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday
membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1
farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1
coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :
Q = CV
Dengan asumsi :
Q = muatan elektron C (Coulomb)
C = nilai kapasitans dalam F (Farad)
V = tinggi tegangan dalam V (Volt)
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui
luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik)
dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai
berikut :
C =
(8.85 x 10^-12) (k A/t)
Macam-macam
jenis
kapasitor yang banyak dijual di pasaran :
·
Electrolytic Capacitor
|
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri atas kapasitor-kapasitor
yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Elektrode kapasitor ini
terbuat alumunium yang menggunakan membran oksidasi yang tipis. Umumnya
kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan
- di badannya. Dari karakteristik tersebut, pengguna harus berhati–hati di
dalam pemasangannya pada rangkaian,
jangan sampai terbalik.
Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “MELEDAK”.
Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya
digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang
kapasitansnya besar.Biasanya jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power
supply, low pass filter, dan rangkaian pewaktu. Kapasitor ini tidak
bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari
kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2. Misalnya
kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 volt, berarti
kapasitor yang dipilih harus memiliki tegangan kerja minimum 2 x 5 =10 volt.
2.1.2.
Komponen aktif
Komponen aktif adalah komponen
elektronika yang dalam pengoperasiannya membutuhkan sumber tegangan dan sumber
arus panjang ,misalnya Dioda,
Transistor, Thyristor, Integrated Circuit (IC), dan
lain-lain.
2.1.2.1. Op - Amp (Operational
Amplifier)
Operational Amplifier atau di
singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam
berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai
antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan
differensiator. Pada pokok bahasan kali ini penulis hanya akan membahas
kegunaan Op-Amp pada alat Lampu flip-flop.
Pada Op-Amp
memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan feedback
positif dimana feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara
umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif
menghasilkan penguatan yang dapat terukur. Pada rangkaian Lampu flip-flop IC
3130 digunakan sebagai rangkaian Osilator (penghasil detak pulsa)
A. Penjelasan Rangkaian
Osilator
Pada
rangkaian lampu flip-flop, osilator yang digunakan yaitu IC 3130, keluaran dari osilator ini berupa gelombang atau denyut.
Osilator
mempunyai dua jenis yaitu :
· Osilator
Sinusoida
Osilator
yang keluarannya menghasilkan gelombang sinus
· Osilator bukan
Sinusoida
Osilator yang
keluarannya menghasilkan gelombang kotak atau segi empat.
Pada
rangkaian Lampu flip-flop, osilator yang digunakan adalah
osilator jenis kedua yaitu osilator bukan sinusoida. Osilator pada rangkaian
ini mempunyai fungsi untuk membangkitkan denyut atau pulsa ( penguat ).
B. Cara Kerja
Osilator
Osilator
keluaran yang dihasilkan tidak dapat ditentukan, apakah angka rendah (0) atau
angka tinggi (1). Osilator ini mempengaruhi hasil
keluaran dari rangkaian Lampu
flip-flop. Jika
keluaran dari osilator bit rendah (0), maka output pada rangkaian akan
mengalami penurunan dari keluaran sebelumnya (pencacah turun), sedangkan jika
keluaran dari osilator bit tinggi (1), maka keluaran pada rangkaian akan
mengalami penaikan dari keluaran sebelumnya (pencacah naik).
Pada alat Lampu
flip-flop yang penulis buat fungsi dari IC Op-Amp adalah menghasilkan clock/detak
pulsa untuk memberi input kepada IC 4017, yang kecepatan detak pulsanya
dipengaruhi oleh kapasitor dan hambatan dari potensiometer.
2.1.2.2. IC 4017 (Decade Counter)
Mungkin jenis IC
ini tidak asing bagi para penggemar elektronika. IC logika dari jenis CMOS ini
biasa digunakan untuk membuat rangkaian running LED 10 tahap. IC 4017 memang
mempunyai nama resmi "Decade Counter", lebih lengkapnya "5 Stage
Johnson Decade Counter" atau "5 Stage Divide by Ten Johnson Counter".
Apa maksud kata '5
Stage' sedangkan keluaran 4017 ada 10 tahap? IC 4017 memang terbentuk dari 5
DFF yang dikonfigurasikan sebagai pembagi dua (Johnson Counter). Sehingga dengan adanya 5
untai pembagi dua, dapat diperoleh 10 output yang aktif (berlogika tinggi)
secara bergantian.
Standar suplai
untuk IC 4017 adalah sesuai standar catu untuk IC logika CMOS : +3 - +15 VDC.
Keluaran berlogika tinggi sesuai urutan (output 0 - output 9). Pergeseran
logika tinggi pada output berdasarkan masukan clock pada pin 14. Semakin tinggi
frekuensi clock, semakin cepat pergeseran logika pada pin - pin output. Clock
diaktifkan dengan memberikan logika rendah pada pin ENABLE (pin 13). Jika pin
ENABLE mendapat logika tinggi, pergeseran logika pada output akan berhenti
(pause). Pin RESET berfungsi membuat pergeseran logika pada output dimulai lagi
dari output 0. Jika pin RESET diberi logika tinggi, logika tinggi akan muncul
pada output 0, sedangkan output lain berlogika rendah.Pin RESET akan nonaktif
jika diberi logika rendah. Terakhir, ada pin CARRY OUT yang berfungsi
melimpahkan carry jika pergeseran logika pada output sudah satu putaran. Jadi
jika Anda ingin menambahkan IC yang lebih banyak, CARRY OUT dapat dipakai
sebagai CLOCK IN bagi IC 4017 berikutnya.
2.1.2.3.Transistor
Transistor merupakan komponen elektronika
yang termasuk dalam golongan komponen aktif yaitu kompenen elektronika yang
dalam pengoperasiannya memerlukan sumber arus atau sumber tegangan tersendiri.
Transistor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai
penguat arus dan juga sebagai saklar elekronik, transistor berasal dari perkataan tranfer dan
resistor yang artinya perpindahan atau perubahan perlawanan. Semikonduktor
dapat di dop untuk mendapatkan kristal npn danpnp, kristal seperti ini disebut
tarnsistor junction. Daerah n mempunyai banyak sekali elektron pita konduksi
dan daerah p mempunyai banyak sekali hole (lubang). Oleh karena itu transistor
junction disebut transistor bipolar.
Transistor terdiri dari dua tipe yaitu NPN, PNP dan
memiliki dua jenis yaitu transistor bipolar dan
transistor unipolar :
·
Transistor
bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub atau
memiliki dua buah kutub yaitu kutub positif dan kutub negatif.
·
Transistor
Unipolar adalah transistor yang memiliki satu buah persambungan kutub.
A. Kegunaan
Transistor
Transistor dapat
dipakai untuk bebagai keperluan misalnya:
·
Mengubah
arus bolak balik menjadi arus searah, pekerjaan ini disebut penyearah
·
Menguatkan
arus rata atau tegangan rata maupun arus bolak balik atau tegangan bolak balik.
·
Menjangkitkan
getaran listrik, dinamai oscilator. Rangkaian oscillator banyak ditemui pada
rangkaian elektronika.
·
Mencampur
arus (tegangan) bolak balik dengan frekuensi yang berlainan (permodulasian)
·
Saklar
elektronik , tujuannya
agar saklar tidak cepat putus.
Transistor biasa terdiri dari tiga buah kaki yang masing-masing
diberi nama emitor, basis, kolektor.
Simbol Transistor:
Transistor unipolar adalah JFET
(Field Effect Transisitor) yang terdiri dari JFET kanal N, JFET kanal P,
MOSFEET kanal N, MOSFEET kanal P.
2.1.2.4. Dioda
Dioda adalah komponen elektronika yang mempunyai fungsi yang utama
sebagai penyearah arus listrik. Dioda merupakan sambungan bahan p-n. Bahan
tipe-p akan menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode.
Bergantung pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya.
Diode bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode
mendapatkan tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif)
dan sebaliknya berlaku sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan
tegangan negatif sedangkan katode mendapatkan tegangan positif). Kondisi yang
demikian terjadi hanya pada diode ideal-konseptual.
A. Macam – macam Dioda :
·
Foto Dioda
Foto Dioda adalah jenis
dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen
elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat
dideteksi oleh dioda foto ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak,
ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi dioda foto mulai dari penghitung
kendaraan dijalan umum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta
beberapa peralatan di bidang medis.
Komponen
Elektronika yang mirip dengan Foto Dioda adalah Transistor
Foto (Phototransistor). Foto Transistor ini pada dasarnya adalah jenis
transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector untuk
menerima cahaya. Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika
dibandingkan dengan Dioda Foto. Hal ini disebabkan karena elektron yang
ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini di-injeksikan di bagian Base
dan diperkuat di bagian Kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari
Transistor-foto secara umum akan lebih lambat dari pada Foto Dioda.
·
Zener Diode
Sebuah dioda
biasanya dianggap sebagai komponen yang menyalurkan listrik ke satu arah, namun
Zener Dioda dibuat sedemikian rupa sehingga arus dapat mengalir ke arah yang
berlawanan, jika tegangan yang diberikan melampaui batas "tegangan
rusak"(breakdown voltage) atau "tegangan Zener".
Dioda yang biasa
tidak akan mengijinkan arus listrik untuk mengalir secara berlawanan jika
dicatu-balik (reverse-biased) di bawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas
tegangan rusaknya, dioda biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik
yang menyebabkan panas.
Namun proses ini
adalah reversibel jika dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam kasus
pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah), dioda ini akan memberikan
tegangan jatuh (drop voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk dioda
silikon.Tegangan jatuh ini tergantung dari jenis dioda yang dipakai.
Sebuah dioda Zener
memiliki sifat yang hampir sama dengan dioda biasa, kecuali bahwa alat ini
sengaja dibuat dengan tengangan rusak yang jauh dikurangi, disebut tegangan
Zener. Sebuah dioda Zener memiliki p-n junction yang memiliki doping berat,
yang memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material
tipe-p ke dalam pita konduksi material tipe-n.
Sebuah dioda zener
yang dicatu-balik akan menunjukan perilaku rusak yang terkontrol dan akan
melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh supaya tetap pada tegangan
zener. Sebagai contoh, sebuah diode zener 3.2 Volt akan menunjukan tegangan
jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya tidak
terbatasi, sehingga dioda zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan
referensi, atau untuk menstabilisasi tegangan untuk aplikasi-aplikasi arus
kecil.
·
Dioda hubungan
Dioda ini dapat mengalirkan arus
tegangan yang besar hanya satu arah. Dioda ini bias digunakan untk menyearahkan
arus dan tegangan. Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, mislnya
dioda tipe 1N4001 ada dua jenis aitu 1A/0 V dn 1A/100V
·
Dioda Pemncar
Cahaya / LED ( Ligh Emiting Diode )
Dioda ini akan mengeluarkan cahaya
bila diberi tegangan sebesar 1,8 V dengan arus sebesar 1,5 mA. LED ni banyak
digunakan sebagai lampu indkator dan peraga (display).
2.2 Langkah-langkah Pembuatan Lampu Flip-flop
Dalam pembuatan rangkaian Lampu flip-flop diperlukan
langkah langkah dalam pembuatannya. Penulis akan membahasnya dalam pembahasan kali ini.
2.2.1 Membuat Lay
Out
Dalam pembuatan suatu
rangkaian,pertama yang harus dilakukan adalah kita harus membuat sebuah
layoutnya lebih dahulu disebuah kertas, yang dalam hal ini akan membuat layout
untuk rangkaian Lampu flip-flop.
Cara pembuatan layout harus dilihat dahulu bentuk asli
atau gambar rangkaian Lampu flip-flop,dengan melihat gambar rangkaian barulah setelah diteliti dan menemukan cara/ide bagaimana agar layout dapat terlihat bagus, untuk membuat sebuah layout pada kertas dan sebaiknya menggunakan kertas
milimeter block.
Setelah layout selesai dibuat dan dibuat diatas kertas
milimeter block, setelah itu di
teliti dan diperiksa
seteliti mungkin layout yang telah dibuat. Cocokan kembali
dengan rangkain asli dari rangkain Lampu flip-flop,
perhatikan satu persatu komponen apakah sudah benar semua letaknya atau be
komponennya tidak terbalik dalam posisi
kaki komponen.
Kemudian juga harus memperhatikan
jalur-jalur yang telah di buat apakah suah benar
atau masih ada jalur yang salah tujuannya. Pembuatan layout ini
merupakan langkah yang paling penting dalam pembuatan suatu rangkaian, karena
akan menentukan hasil akhir dari rangkaian sebuah rangkaian yang telah dibuat.
2.2.2. Memindahkan
Rancangan Layout ke papan PCB
Apabila sudah yakin bahwa layout yang telah dibuat sudah benar
maka tempelkan rancangan yang telah buat di kertas milimeter block tersebut diatas papan pcb. Akan
tetapi tempelkan
jangan secara permanent melainkan cukup di ujung-ujung sudut kertas milimeter
block tersebut, karena nantinya akan dilepas.
Setelah ditempelkan dan benar-benar rapih lalu siapkan sebuah bor pcb
dan menggunakan mata bor dengan ukuran 0,5mm. Lalu bor pcb yang telah ditempelkan rancangan
layout tadi yaitu tepat pada gambar lingkaran-lingkaran kecil yang berfungsi
untuk penempatan kaki-kaki komponen.
Kemudian setelah selesai di bor semua lubang untuk
kaki-kaki komponen tersebut dan yakin tidak ada satupun yang terlewatkan. Maka
sekarang lepas kertas milimeter block bergambar layout tesebut dari papan pcb.
Setelah dilepas kertas tersebut maka diatas pcb hanya akan
tampak lubang-lubang kecil yang kita bor tadi. Sekarang pada sisi pcb yang ada
tembaganya, gambar sekeliling tiap lubang lubang bor tadi dengan menggunakan spidol kecil yang permanent dan usahakan jangan sampai ada yang terlewat. Lingkaran-lingkaran
kecil ini nantinya sebagai tempat timah solder.
Jika sudah semua lubang bor sudah dilingkarkan dengan spidol kecil permanent, maka sekarang
hubungan antara lingkaran-lingkaran kecil tersebut dengan menggunakan sebuah spidol permanent. Hubungkan lingkaran-lingkaran dengan melihat
gambar layout yang telah dibuat sebelumnya pada kertas milimeter blok agar
tidak salah dalam alur jalurnya. Rangkaian tidak bekerja apabila salah dalam
menggambar jalur pada papan pcb.
Jika layout di papan pcb telah selesai dibuat maka sekarang larutkan tembaga yang tidak terkena gambar dengan
bahan kimia ferriclorit. Dalam menggunakan ferriclorit
harus melarutkannya dengan air mendidih agar tembaga pada papan pcb juga cepat
larut.
Tehnik melarutkan tembaga pada papan pcb ini
sering disebut dengan nama acing. Caranya melarutkan tembaganya, masukkan pcb
yang telah digambar
layout Lampu flip-flop tadi ke dalam larutan mendidih ferri clorit, agar tembaga dapat
cepat hilang, harus mengayun-ayunkan tempat larutannya secara teratur, ketika mengayun-ayunkan
larutan harus dilihat juga, apakah tembaga sudah larut atau belum agar bagian tembaga yang
bergambar tidak ikut terlarut.
Setelah yakin bahwa tembaga yang tidak tergambar
telah larut semuanya barulah tehnik mengacing ini
dapat dikatakan selesai. Lalu angkat papan pcb dari larutan mendidih
ferriclorit, bilas
dengan air bersih yang juga harus mendidih agar ferriclorit tidak ada yang
menempel. Setelah dibilas lalu harus cepat-cepat dikeringkan dengan kain kering, tujuannya agar
tembaga tidak cepat karatan karena
sisa air.
Sampai disini maka
langkah-langkah perancangan telah selesai dilaksanakan, yang kemudian lakukan
langkah pemasangan komponen yang akan penulis bahas dalam pembahasan berikut
ini.
2.2.3.
Memasang Komponen Pada Papan PCB
Dalam pemasangan komponen-komponen pada papan pcb harus memiliki
ketelitian yang tinggi agar tidak ada komponen yang terbalik. Langkah dalam
pemasangan komponen adalah pertama pasanglah komponen yang mudah dipasang
dahulu yaitu komponen memiliki sifat non polar dengan kata lain komponen ini
tidak memiliki kutub positif maupun kutub negatif artinya dalam pemasangannya
bebas antara kedua kakinya tanpa harus kuatir akan terbalik.
Selanjutnya yang sebaiknya kita pasang
adalah resistor karena komponen ini juga bebas dalam penempatan kaki kakinya
tanpa harus kuatir terbalik. Akan tetapi pemasangan resistor ini juga harus
memiliki ketelitian yang tinggi karena resistor yang satu dengan resistor yang lain
memiliki nilai hambatan yang berbeda.Cara melihat nilai hambatannya yaitu
dengan melihat kode-kode warna yang tertera pada badan resistor tersebut dengan
cara perhitungannya telah diterangkan pada pembahasaan resistor diatas, akan
tetapi jika kita kurang yakin atau kita ingin meyakinkan nilai hambatannya
secara pasti maka dapat diukur menggunakan multitester untuk mengukurnya.
Cara mengukur hambatan dengan menggunakan
multitester adalah arahkan range selector knob pada bagian daerah yang diberi
lambang ohm (Ω). Dan untuk melihat pada meter covernya, lihat scale yang berada
pada bagian paling atas.
Dalam rangkaian Lampu flip-flop yang penulis buat menggunakan lima buah resistor dengan
nilai resistansi 470 ohm, dengan kode warna (Kuning, Ungu, Cokelat, dan Emas) dan menggunakan tiga buah resistor dengan nilai hambatan 10 Kohm dengan kode warna
(Cokelat, Hitam, Kuning, dan Emas).
Setelah mengetahui nilai resistansi dari
masing-masing resistor yang akan digunakan dan sudah yakin dan barulah memasang resistor
tersebut pada letaknya masing-masing lalu solder dengan timah. Dalam penyolderan alat jangan terlalu lama,
dikarenakan dpat merusak alat karena terkena panas yang berlebihan dari solder.
terimakasih ini sangat membantu saya
BalasHapus